"IBNU AL-HAYTSAM-sang bapak optik"
Nama lengkap Ibnu al-Haytsam adalah Abu Ali al-Hasan
bin al-Haytsam al-Basri al-Misri. Namun, masyarakat Barat menyebutmya
al-Hazen, Avelenan, Avenetan, atau al-Hazen. Haytsam lahir pada tahun
1038 di Basrah, Irak. Ia adalah ahli fisika dan matematika terbaik pada abad XI.
Selain itu, ia juga tercatat sebagai ahli fiksika Muslim pertama.
Ibnu al-Haytsam dibesarkan dalam keluarga yang akrab
dengan dunia ilmu pengetahuan. Kecintaannya pada ilmu membawanya hijrah
ke Mesir untuk melanjutkan pendidikan di Universitas al-Azhar.
Di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa, al-Haytsam melakukan penelitian
tentang aliran sungai Nil, sebelum kemudian memutuskan membuat sebuah
mesin pengatur akiran sungai untuk mencegah banjir. Selain itu, ia juga
gemar menyalin buku matematika dan ilmu falak.
Al-Haytsam menguasai beragam ilmu, seperti fisika,
astronomi, matematika, pengobatan, dan filsafat. Tulisannya yang menjelaskan
perihal mata menjadi salah satu rujukan penting dalam bidan penelitian sains di Barat. Sementara itu, analisanya mengenai
pengobatan mata dijadikan kajian dasar pengobatan mata dunia modern.
Al-Haytsam adalah orang pertama yang menulis dan menemukan data penting
tentang cahaya. Beberapa buku al-Haytsam tentang cahaya telah diterjemahkan
dalam bahasa Inggris, seperti Light and Twiliht Phenomena.
Al-Haytsam sering melakukan berbagai penelitian, sebelum
kemudian menuliskan hasilnya dalam bentuk kajian. Salah satu kajiannya
yang cukup terkenal adalah tentang lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari, bayang-bayang, dan gerhana.
Ibnu Al-Haytsam juga melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar, yang kemudian menghasilkan Teori Lensa Pembesar. Teori ini telah digunakan oleh para ilmuwan di Italia utuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia.
Ibnu Al-Haytsam juga melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar, yang kemudian menghasilkan Teori Lensa Pembesar. Teori ini telah digunakan oleh para ilmuwan di Italia utuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia.
Ibnu al-Haytsam juga menemukan prinsip isi-padu udara,
jauh sebelum seorang ilmuwan bernama Tricella mengetahui hal tersebut
lima ratus tahun kemudian. Selain itu, teori Ibnu al-Haytsam tentang
jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang saling terhubung telah memberikan ilham
bagi para ilmuwan Barat untuk menciptakam gambar bergerak atau film.
Karya-karya Ibnu al-Haytsam telah diterjemahkan dalam
berbagai bahasa, seperti Latin, Ibrani, dan Inggris (tahun 1900-an).
Para ilmuwan Barat menyebut Ibnu Haytsam sebagai Greates Student Optics of All Times (Ilmuwan Terbesar
di bidang Optik Sepanjang Zaman) karena ia telah melakukan banyak penelitian di bidan
fisiologi optik. Selain meneliti, al-Haytsam juga menulis kitab fi al-mansit (Kamus Optika). Para penulis abd pertengahan yang ingin memperdalam
pengetahuan tentang ilmu mata sering menggunakan buku ini sebagai pegangan,
seperti yang dilakukan oleh Roger Bacon dan johann keppler. Sebuah buku
tentang bias sinas karangan Johann Keppler yang berjudul Ad Vitellionem Paralipomena (1604), dan diterbitkan pertama kali di Frankfurt, Jerman,
didasarkan sepenuhnya pada karya Ibnu al Haytsam.
Selain ahli fisika, Ibnu al Haytsam juga ahli astronomi.
Ia menggunakan metode astronomi untuk menentukan garis lintang dan posisi koordinat suatu tempat.
Metode tersebut masih digunakan hingga sekarang. Al-Haytsam juga mahir
menggunakan jam air untuk menentukan waktu. Sejumlah percobaan ilmiah
Ibnu al-Haytsam telah menginspirasi banyak ilmuwan untuk berkarya.
Nah sekarang udah pada tau kan siapa bapak kimia yang
beragama muslim. Kalo begitu Iwanakhiri dulu postingan ini dengan ucapan.
Wassalamu'alaikum wr.wb
0 komentar:
Posting Komentar